Ada tadisi yang sampai saat masih berjalan di masyarakat kampung kami, yaitu "melekan". Tradisi yang dilakukan apabila ada keluarga yang baru melahirkan seorang anak.
Melekan berasal dari kata melek yang artinya tidak tidur semalaman. Melekan dilakukan banyak orang dari tetangga, teman atau kerabat. Melekan biasanya sambil mengobrol, main kartu ngapleh, main kartu remi atau lainnya yang dianggap dapat membunuh kantuk orang-orang yang berkumpul.

Melekan biasanya dilakukan selama 40 hari. Hmmm...lumayan lama. Untuk keluarga yang mampu mungkin terasa ringan-ringan saja, namun untuk yang pas-pasan mungkin akan sangat menjadi beban. Kalau satu malam mengeluarkan biaya melekan Rp. 50.000,- saja, dalam 40 hari memerlukan biaya Rp. 2.000.000,-
Melekan adalah tradisi yang konon dipercaya masyarakat desa kami untuk menjaga sang bayi yang baru lahir agar tidak diganggu oleh makhluk halus, bahkan ada yang percaya sampai dibawa kabur.
Kepercayaan itu menjadikan keanehan apabila keluarga yang baru melahirkan anaknya, lalu tidak ada acara melekan, maka akan menjadi buah bibir di masyarakat.
Seiring perkembangan, saya mulai memperhatikan tradisi melekan sudah mulai mengendur. Entahlah, mungkin karena membutuhkan terlalu banyak biaya atau mungkin jangka waktunya yang terlalu lama.
Saat ini sudah banyak keluarga yang menjalankan melekan hanya 1-2 minggu saja. Bahkan ada juga yang kadang satu malam ada orang melekan, besoknya tidak ada.
Namun, tradisi berkorelasi dengan kepercayaan. Selama masyarakat masih mempercayai hal-hal gaib seperti itu, maka melekan akan terus berjalan.
Semoga anak-anak kita yang baru lahir selalu dilindungi Allah SWT.
0 komentar
Posting Komentar